Pada dua tulisan sebelumnya, saya sudah mencoba menjelaskan bahwa tumbuhan dan tanaman pisang di seluruh dunia sangat beraneka ragam. Terdapat banyak jenis tumbuhan pisang, tetapi jauh lebih banyak lagi kultivar tanaman pisang. Jenis dan kultivar pisang yang ada di sekitar Anda mungkin tidak seberagam itu, tetapi saya yakin cukup beragam. Setelah membaca kedua tulisan sebelumnya tersebut, mungkin rasa ingin tahu Anda terusik untuk mengetahui jenis dan kultivar apakah yang ada di sekitar Anda. Bila Anda adalah seorang dosen atau mahasiswa pertanian, mungkin Anda berkeinginan untuk meneliti keanekaragaman jenis dan kultivar pisang. Bila memang demikian, mungkin Anda bertanya bagaimana cara mengenali jenis dan kultivar pisang?
Untuk mengenali jenis dan turunan jenis pisang, Anda perlu terlebih dahulu mengenali sosok pisang liar dan pisang budidaya dan bagian-bagiannya. Untuk itu, Anda tidak bisa langsung ke lapangan dengan berpikir bahwa Anda sudah tahu tumbuhan maupun tanaman pisang. Sebagai langkah awal mempelajari pisang, silahkan membaca kembali tiga tulisan berikut:
Langkah selanjutnya Anda perlu mendalami dengan mengklik setiap tautan yang diberikan di dalam ketiga tulisan tersebut, mengunduh dan membaca pustaka terpilih yang diberikan pada bagian bawah tulisan, dan membaca tulisan The Banana Plant pada situs Promusa.
Untuk mengenali jenis pisang liar (tumbuhan pisang), silahkan baca kembali tulisan:
Untuk mendalami, silahkan mengklik tautan nama ilmiah jenis pisang yang diberikan dalam setiap tulisan serta mengunduh dan membaca pustaka terpilih yang diberikan pada bagian akhir tulisan. Selanjutnya silahkan belajar cara memeriksa nama ilmiah pisang, membaca deskripsi, serta memeriksa foto dan peta sebaran geografik yang diberikan pada hasil pemeriksaan. Untuk mengetahui hubungan nama ilmiah jenis-jenis pisang, silahkan juga memeriksa mengklik tautan Species pada situs Musa: An annotated list of the species of Musa. Situs Promusa menyediakan halaman mengenai jenis-jenis pisang liar, tetapi menyediakan informasi hanya untuk beberapa jenis. Situs MGIS menyediakan informasi mengenai pisang liar dengan mengklik halaman Accessons dan kemudian mengklik [+] species dan Show more. Saat ini belum tersedia kunci identifikasi untuk seluruh pisang, baik kunci dikotomis maupun kunci multi-akses.
Untuk mengenali jenis pisang budidaya (tanaman pisang), silahkan baca kembali tulisan:
Untuk mendalami, silahkan berlatih melakukan penelusuran untuk menemukan kelompok genom, sub-kelompok genom, dan kultivar pisang pada situs Promusa dan situs MGIS. Lakukan penelusuran pada kedua situs tersebut untuk menemukan kultivar/aksesi pisang yang terdapat di Indonesia. Simpan hasil pencarian untuk dan kemudian digunakan sebagai basis data mengenai kultivar pisang Indonesia. Untuk memperoleh uraian lebih lengkap mengenai identifikasi kultivar-kultivar pisang budidaya berikut nama-nama kultivar di kawasan Asia dan Pasifik, silahkan unduh Valmayor et al. (2000) dalam prosiding 9th INIBAP-ASPNET Regional Advisory Committee Meeting. Selanjutnya untuk menentuak apa yang perlu diamati pada saat melakukan pengamatan pisang di lapangan, silahkan unduh dan baca Descriptors for Banana (Musa spp.) yang menyediakan daftar deskriptor yang perlu diamati untuk menentukan identitas suatu kultivar/aksesi pisang secara lengkap. Selain deskriptor lengkap tersebut, juga tersedia daftar deskriptor minimum untuk seluruh kultivar pisang (Minimum List of Descriptors for Musa), daftar deskriptor minimum untuk kultivar pisang dalam sub-kelompok genom Plantain (Minimum List of Descriptor for Plantains), dan daftar deskriptor minimum untuk pisang dalam sub-kelompok genom East African Highland Bananas (Minimum List of Decriptor for East African Highland Bananas). Namun jika pengamatan dilakukan hanya untuk mengidentifikasi kelompok genom suatu aksesi pisang maka silahkan baca tulisan Nomenclature system for cultivated bananas pada situs Promusa.
Pada tulisan tersebut diuraikan cara penentuan kelompok genom pisang dengan menggunakan sistem pemberian skor yang dibuat Norman Simmonds dan Kenneth Shepherd pada 1955. Penentuan kelompok genom suatu aksesi pisang dengan menggunakan sistem pemberian skor ini dilakukan terhadap 15 karakteristik pisang sebagai berikut:
- Warna batang palsu: berbercak cokelat atau hitam (A); sedikit berbercak atau tidak sama sekali (B)
- Alur tangkai daun (lihat gambar): tepi tegak atau melebar, bersayap pada bagian pangkal tetapi tidak menutupi batang semu (A); tepi menutup, tanpa sayap tetapi bagian pangkal menutupi batang semu (B)
- Tangkai tandan: ditutupi rambut halus (A); tidak ditutupi rambut halus (B)
- Tangkai buah: pendek (A); panjang (B)
- Posisi bakal biji (lihat gambar): dua barisan teratur (A); empat barisan tidak teratur (B)
- Rasio lebar/panjang daun tandan: <0,28 (A); >0,30 (B)
- Kelengkungan daun tandan (lihat gambar): melengkung ke arah punggung pada saat membuka (A); tidak melengkung ke arah punggung pada saat membuka (B)
- Bentuk daun tandan (lihat gambar): berbentuk mata tombak yang meruncing ke arah ujung (A); benrbentuk mata tombak dengan pangkal melebar (B)
- Bentuk ujung daun tandan (lihat gambar): tajam (A); tumpul (B)
- Warna daun tandan: permukaan luar merah, ungu kotor, atau kuning dan permukaan dalam pink, ungu kotor, atau kuning (A); permukaan luar ungu-kecokelatan; permukaan dalam krimson cerah (B)
- Pemucatan warna permukaan dalam daun tandan: memucat bersemu kuning ke arah pangkal (A); tidak mengalami pemucatan warna (B)
- Dudukan daun mahkota pada tandan tanpa buah: menonjol dengan jelas (A), tidak menonjol dengan jelas (B)
- Tenda bunga bebas pada bunga jantan: bertepi melekuk di bawah ujung (A); tidak bertepi melekuk di bawah ujung (B)
- Warna bunga jantan: putih bersemu krem (A); bervariasi bersemu pink (B)
- Warna kelapa putik: oranye atau kuning pekat (A); krem, kuning pucat, atau pink (B)
Pada saat melakukan pengamatan, setiap karakteristik diberi skor 1 sampai 5 dengan berdasarkan panduan pemberian skor. Jika semua karakteristik masing-masing bernilai 1 maka diperoleh jumlah skor minimal 15 dan jika semua karakteristik masing-masing bernilai 5 maka diperoleh jumlah skor maksimal 75. Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh maka aksesi pisang ditentukan kelompok genomnya dengan keriteria sebagaimana disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kriteria penentuan kelompok genom suatu aksesi pisang berdasarkan pada jumlah skor 15 karakteristik pengamatan untuk penentuan kelompok genom
Setelah menentukan kelompok genom aksesi pisang yang diamati berdasarkan pada jumlah skor, selanjutnya Anda melakukan identifikasi dengan menggunakan kelompok lembar deskripsi yang memuat data yang berbeda dengan mengunjungi situs Musa Germplasm Information System (MGIS) yang dipublikasikan oleh INIBAP/IPGRI dan CIRAD dengan membandingkannya dengan 32 aksesi pisang rujukan yang dikenal sebagai Taxonomic Reference Collection (TRC) sebagaimana yang disediakan oleh (MGIS).
Untuk membantu membandingkan data dari banyak aksesi sampel, Anda dapat menggunakan analisis kelompok (cluster analysis) untuk membuat dendogram seluruh seluruh sampel. Untuk melakukan analisis kelompok, Anda dapat menggunakan program aplikasi statistik akses terbuka R yang dapat Anda unduh dari situs R: The R Project for Statistical Computing. Pada dendogram yang dihasilkan, sampel-sampel yang mengelompok dalam satu percabangan terakhir kemungkinan merupakan satu jenis atau satu kultivar. Analisis lain yang mungkin juga perlu Anda lakukan adalah analisis spasial, misalnya untuk mengetahui sejauh mana sebaran geografik jenis atau kultivar tertentu mengelompok atau menyebar secara acak. Untuk melakukan analisis spasial, Anda perlu melakukan pengamatan koordinat geografik setiap aksesi, misalnya dengan menggunakan aplikasi GPS Data dari EXA Tools yang dipasang pada ponsel. Data koordinat selanjutnya dapat digunakan untuk menganalisis pola sebaran geografik suatu aksesi dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografik (SIG) akses terbuka, antara lain OpenJump GIS, QGIS, atau SAGA GIS. Silahkan pilih program aplikasi yang paling sesuai untuk melakukan analisis spasial tertentu dengan berkonsultasi dengan pakar SIG.
Kelompok Genom | Shepherd (1982) | Shilayoi & Chomchalow (1987) | Singh & Uma (1996) |
---|---|---|---|
AA/AAA |
15-23
|
15-25
|
15-26
|
AAB |
24-26
|
25-46
|
25-45
|
AB |
49
|
-
|
46-49
|
ABB |
59-63
|
59-63
|
59-65
|
ABBB |
67-69
|
-
|
66-69
|
BB/BBB |
-
|
70-75
|
70-75
|
Setelah menentukan kelompok genom aksesi pisang yang diamati berdasarkan pada jumlah skor, selanjutnya Anda melakukan identifikasi dengan menggunakan kelompok lembar deskripsi yang memuat data yang berbeda dengan mengunjungi situs Musa Germplasm Information System (MGIS) yang dipublikasikan oleh INIBAP/IPGRI dan CIRAD dengan membandingkannya dengan 32 aksesi pisang rujukan yang dikenal sebagai Taxonomic Reference Collection (TRC) sebagaimana yang disediakan oleh (MGIS).
Untuk membantu membandingkan data dari banyak aksesi sampel, Anda dapat menggunakan analisis kelompok (cluster analysis) untuk membuat dendogram seluruh seluruh sampel. Untuk melakukan analisis kelompok, Anda dapat menggunakan program aplikasi statistik akses terbuka R yang dapat Anda unduh dari situs R: The R Project for Statistical Computing. Pada dendogram yang dihasilkan, sampel-sampel yang mengelompok dalam satu percabangan terakhir kemungkinan merupakan satu jenis atau satu kultivar. Analisis lain yang mungkin juga perlu Anda lakukan adalah analisis spasial, misalnya untuk mengetahui sejauh mana sebaran geografik jenis atau kultivar tertentu mengelompok atau menyebar secara acak. Untuk melakukan analisis spasial, Anda perlu melakukan pengamatan koordinat geografik setiap aksesi, misalnya dengan menggunakan aplikasi GPS Data dari EXA Tools yang dipasang pada ponsel. Data koordinat selanjutnya dapat digunakan untuk menganalisis pola sebaran geografik suatu aksesi dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografik (SIG) akses terbuka, antara lain OpenJump GIS, QGIS, atau SAGA GIS. Silahkan pilih program aplikasi yang paling sesuai untuk melakukan analisis spasial tertentu dengan berkonsultasi dengan pakar SIG.
Pustaka Terpilih
- Atom, A.D.; Lalrinfela, P.; & Thangjam, R. (2015). Genome classification of banana genetic resources of Manipur using morphological characters. Science Vision 15(4): 189-195.
- Brown, N.; Venkatasamy, S.; Khittoo, G.; Bahorun, T., & Jawaheer, S. (2009). Evaluation of genetic diversity between 27 banana cultivars (Musa spp.) in Mauritius using RAPD markers. African Journal of Biotechnology 8(9):1834-1840.
- Chang, S.–F., Yen, Y.-F., Chang, J.-W., and Miyajima, I. (2018). Morphological Taxonomy of Musa Genotypes in Taiwan. J. Fac. Agr., Kyushu Univ., 63 (1): 27–35
- Christelová, P.; Valárik, M.; Hřibová, E.; De Langhe, E.; & Doležel, J. (2011). A multi gene sequence-based phylogeny of the Musaceae (banana) family. BMC Evolutionary Biology 11(103): online.
- INIBAP/IPGRI dan CIRAD, 2017. Musa Germplasm Information System. Diakses dari https://www.crop-diversity.org/mgis/ pada 17 April 2017.
- International Association for Plant Taxonomy (2012). International Code of Nomenclature for algae, fungi, and plants (Melbourne Code). Diakses dari http://www.iapt-taxon.org/nomen/main.php pada 12 April 2017.
- IPGRI-INIBAP and CIRAD, 1984. Revised Descriptor for Banana (Musa spp.). Diakses dari file:///D:/PR%204%20Undana/Penelitian%20dan%20PPM%20Pimpinan/2017/References/Pisang/IN100330_en.pdf pada 17 April 2017.
- Silayoi, B. & Chomchalow, N. (1987). Cytotaxonomic and morphological studies of Thai banana cultivars. In: Banana and Plantain Breeding Strategies. Proceedings of an International Workshop held at Cairns, Australia, 13-17 October 1986. Persley, G.J. & De Langhe, E.A. (Eds.). pp. 157-160. Canberra: Australian Centre for International Agricultural Research
- Simmonds, N.W. and Shepherd, K. 1955. The taxonomy and origins of the cultivated bananas. Journal of the Linnean Society of London. Botany 55:302-312.
- Singh, H.P. & Uma, S. (1996). Genetic diversity of banana in India. In: Proceedings of the Conference on Challenges for Banana Production and Utilization in 21st Century. Trichy, 24-25 September 1996.
- Singh, W.R.; Sing, S.S.; & Shrivastava, K. (2014). Analysis of banana genome groups of wild and cultivated cultivars of Manipur, India using Score card method. Applied Science Research 5(1):35-38.
**********
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.
Hak cipta blog dan tulisan: I Wayan Mudita
Revisi termutakhir: 16 Maret 2023