Selamat Datang

Selamat datang di blog Belajar Pisang, blog bagi mereka yang senang belajar mengenai keanekaragaman hayati, ketahanan hayati, dan ketahanan pangan berbasis pisang. Blog ini memuat tulisan yang berkaitan dengan berbagai jenis dan kultivar pisang, berbagai jenis hama, penyakit, dan gulma tanaman pisang, dan berbagai cara pemanfaatan tanaman pisang, khususnya pemanfaatan untuk ketahanan pangan masyarakat lokal. Silahkan mengklik menu Daftar Isi untuk melihat daftar dan kategori seluruh tulisan.

Rabu, 15 Maret 2023

Apakah pisang mempunyai batang sehingga bisa disebut pohon?

Kita sering mendengar orang menyebut batang pisang. Sebenarnya, bagian mana pada pisang yang merupakan batang? Apakah pisang mempunyai batang yang terletak di atas permukaan tanah sebagaimana lazimnya pohon? Sebagai tumbuhan, pisang tentu mempunyai batang. Masalahnya, apakah yang biasa disebut batang pisang itu memang benar-benar batang sehingga kita bisa menyebut pohon pisang? Mari kita periksa, apakah memang benar demikian.

Batang semu pisang.
Sumber: Growables (2017)
Pisang bisa tumbuh membentuk rumpun (mat atau stool), terdiri dari satu individu yang lazim kita sebut induk (parent) yang di dekatnya terdapat beberapa individu yang kita sebut anakan. Bila tanah di bagian pangkal rumpun kita gali maka akan tampak bahwa yang kita sebut anakan sebenarnya merupakan cabang dari induk pisang. Dengan demikian maka batang pisang sebenarnya terdapat di dalam tanah. Batang yang terdapat di dalam tanah seperti ini merupakan rimpang (rhizome). Rimpang pisang bercabang, mirip batang tumbuhan pada umumnya yang bisa bercabang. Rimpang inilah yang sebenarnya merupakan batang sejati dari tumbuhan pisang.

Rimpang tanaman pisang
Sumber: Plant Science 4U (2016)
Bagian di atas permukaan tanah yang lazim disebut batang sebenarnya bukan batang sejati, melainkan batang semu (pseudostem). Batang semu pisang terdiri atas lapisan upih daun (leaf sheaths) yang bagian ujungnya masing-masing menopang sehelai daun (leaf blade). Karena batang semu pisang terdiri atas lapisan upih daun yang tiap-tiap ujung menopang sehelai daun maka semakin besar batang pisang, semakin banyak pula daunnya. Pada saat akan berbunga, titik tumbuh batang pisang (apical meristim) yang berada di dalam tanah tumbuh memanjang di bagian tengah batang semu dan pada akhirnya, bagian ujungnya membentuk rangkaian bunga pisang. Karena batang sejati berada di dalam tanah maka pisang sebenarnya bukan merupakan tumbuhan kategori pohon, melainkan tumbuhan kategori herba tahunan.

Anakan pisang: Anakan pedang (kanan) dan
anakan air (kiri). Sumber: Promusa (2017)
Batang pisang di dalam tanah yang mendukung batang semu disebut bonggol (corm). Bonggol pisang terdiri atas ruas (internode) sangat pendek yang masing-masing dibatasi oleh buku (node) sebagai tempat tumbuh upih daun. Di bagian dalam upih daun terdapat titik tumbuh yang disebut mata bonggol. Di bagian luar upih daun yang sudah mengering tumbuh akar serabit yang merupakan sistem perakaran tumbuhan pisang. Mata bonggol dari upih daun yang sudah mengering kemudian tumbuh membentuk rimpang yang di atas permukaan tanah berkembang sebagai anakan (sucker). Anakan yang baru muncul di permukaan tanah disebut peeper, yang sudah berdaun disesut maiden. Terdapat dua tipe anakan pisang, yaitu anakan pedang (sword sucker) dan anakan air (water sucker).

Pada budidaya pisang, satu atau dua anakan pedang dibiarkan tumbuh untuk menggantikan tanaman induk. Anakan pedang lainnya dipindahkan sebagai bibit atau bersama seluruh anakan air, ditebang agar tanaman pisang tidak merumpun tidak karuan. Di bagian ujung batang semu terdapat rangkaian daun yang pada saat tanaman berbunga, di bagian tengah rangkaian tersebut akan keluar bunga pisang. Silahkan baca tulisan berikutnya mengenai daun, bunga, dan buah pisang.

Pustaka Terpilih
  • Banana Project (2017). Banana Project. Scool of Science Lessons, University of Queensland. Diakses pada 9 April 2017.
  • Promusa (2017). The banana plant. Diakses pada 9 April 2017.
**********

Hak cipta blog dan tulisan: I Wayan Mudita
Revisi termutakhir: 15 Maret 2023

Creative Commons License
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.